Salah
satu Bentuk keracunan sianida yang paling mematikan adalah saat
menghirup asam hidrosianat (HCN, asam prussat). Jika sianida anorganik
seperti potasium sianida dicerna (mis. Dalam upaya bunuh diri), ia akan
diubah menjadi HCN, yang menyebabkan toksisitas atau keracunan dan
bahkan kematian.
Keracunan
oleh sianida relatif jarang terjadi didunia ini, Namun Penyebab paling
umum keracunan sianida ini adalah akibat inhalasi asap dari pembakaran
bahan rumah tangga biasa seperti plastik, sutra, atau karet, yang dapat
menghasilkan asap sianida yang mengandung HCN. Oleh Karena itu, petugas
pemadam kebakaran memiliki risiko tinggi keracunan sianida saat
memadamkan api.
Namun,
selama kebakaran, keracunan karbon monoksida dan sianida dapat terjadi.
Lundquist et al. mempelajari kadar sianida darah dan karboksihemoglobin
pada 19 korban yang ditemukan tewas dalam kebakaran. Hasilnya
menunjukkan bahwa 50% dari korban telah terpapar pada tingkat toksik
(keracunan) HCN, dan 90% pada tingkat toksik karbon monoksida
Setelah
terpapar zat HCN, ion sianida terikat erat dengan hemoglobin untuk
menghasilkan sianhemoglobin, yang dapat menyebabkan hipoksia berat.
Meskipun tubuh dapat mengubah sianida menjadi tiosianat yang relatif
tidak beracun, proses ini sangatlah lambat dan tidak efektif dalam
menghindari keracunan sianida yang mengancam jiwa.
Keracunan
sianida menghasilkan gejala yang tidak spesifik. Karena itu, menentukan
kadar sianida dalam darah berguna untuk diagnosis. Biasanya metode
spektroskopi digunakan untuk penentuan sianida. Tingkat sianida darah
normal kurang dari 0,2 μg / mL. Tingkat sianida di atas 2 μg / mL dapat
menghasilkan toksisitas yang parah, dan tingkat di atas 5 μg / mL dapat
mematikan jika tidak segera diobati.
Ada
beberapa penangkal keracunan sianida, termasuk inhalasi amil nitrat dan
pemberian natrium tiosulfat, natrium nitrat, ferro sulfat, dicobalt
edentate, atau hydroxocobalamin. Jika korban keracunan sianida maka
harus cepat mendapat perawatan medis dengan segera, sehingga nyawa
korban bisa diselamatkan. (Borron et al. menyimpulkan dalam penelitian
mereka bahwa 67% pasien dengan keracunan sianida yang dipastikan setelah
menghirup asap selamat setelah pemberian obat penawar
hidroksocobalamin.
No comments:
Post a Comment