Saturday 30 January 2021

Morfologi Tanaman Paku Dan Paku-Pakuan


TUMBUH-TUMBUHAN PAKU DAN PAKU-PAKUAN 

 

Fam. 1. Salviniaceae - Paku rakit

 


        Paku air kecil, mengapung takut garam. Sporocarpia (kerapkali sia-sia mencari tanaman dengan sporocarpia) terdapat pada daun atau ba- gian-bagian daun yang tenggelam dalam air, berkelamin satu dan beru- mah satu, sporocarp betina dan jantan sama besar; yang jantan dengan beberapa sporangia (microsporangia), masing-masing berisi spora kecil yang banyak (microspora); yang betina dengan satu sporangium atau le bih (megasporangia), masing-masing hanya berisi satu spora besar the gaspora).

 

Salvinia

 

        Batang bercabang sedikit atau tidak bercabang. Daun bersatu men. jadi karangan tiga yang rapat, dua daun dari tiap karangan menga pung, dengan tangkai pendek dan berambut, tidak berbagi dan tepi rata; yang ketiga menggantung dalam air, dengan tajuk berbentuk rambut dan serupa akar dan juga berfunksi semacam akar. (Tidak ada akar yang sesungguhnya !). Daun yang mengapung mendatar rata atas air; helaian lonjong memanjang, dengan kaki berbentuk jantung tidak dalam dan ujung membulat, 9-13 kali 5-7 mm, hijau muda, dar bawah berambut coklat agak rapat; kedua sisi dari ibu tulang daun dengan tulang daun lateral sebanyak 15-20 buah, yang mendukung jerawat yang mempunyai seberkas rambut (oleh karenanya dicegah menjadi basahnya daun). Sporocarpia pada kaki daun yang bentuknyu serupa akar, terkumpul 2-8, putih kuning, berambut jarang yang muda lepas; 1-2 yang terbawah betina, selainnya jantan. Januari. Asal dan daerah iklim sedang di Benua Lama. Seluruh Jawa, 5 - 1.600 genangan tidak dalam, sawah yang digenangi. Paku rakit, vlova m. Slokan, N. kayambang, S. mata lélé, S. lukut cai, S. 

 

Fam. 2. Marsileaceae - Paku Semanggi 

 


        Paku air atau paku rawa. Akar rimpang merayap. Daun dengan atau tanpa helaian daun; yang muda menggulung. Sporocarpia (buah 70 Spora) pada tangkai daun dan mengandung banyak sori; sebuah sorus dengan beberapa mega dan microsporangia; megasporangia dengan satu (megaspora), microsporangia dengan be- besar spora betina yang berapa spora jantan yang kecil (microspora). 

 

Marsilea 

 

Daun berdiri sendiri atau dalam berkas, menjari berbilangan 4; tangkai panjang dan tegak, panjang 2-30 cm; anak daun menyilang berhadapan, berbentuk baji bulat telur, gundul atau hampir gundul, 3-22 kali 2-18 mm, urat daun rapat berbentuk kipas, pada air yang tidak dalam muncul di atas air, pada air dalam mengapung. Sporocarpia dekat pangkal tangkai daun, kadang-kadang berdiri sendiri, kerapkali 2-6 terkumpul, di atas tangkai yang bebas yang panjangnya 3-5 mm, berben- tuk serupa biji buncis, panjang 4-5 mm, yang muda berambut, akhirnya membuka dengan 2 klep; hanya diketemukan pada tanaman di tempat yang sedang mengering, yang tadınya tergenang air. Maret - Nopember. Seluruh Jawa dan Madura, sampai 900 m. Di sawah, galengan, sa- luran air, slokan yang tidak dalam, genangan air. Klaverbladvaren, N. Semanggi J.  Marsilea crenata Presl. 

 

Fam. 3. Equisetaceae - Ekor kuda 

 


        Tumbuh-tumbuhan umur panjang. Akar rimpang di bawah tanah, merayap. Batang berbuku, cylindris, berrusuk atau bergaris membujur. Daun berkarangan, kecil; daun dari tiap karangan melekat hingga menja- di suatu saluran yang membujur, pada ujung suatu upih yang bergigi. Sporangia pada sisi bawah dari sisik yang berbentuk perisai dan tersusun karangan; sporangia tersusun menjadi bulir di ujung; spora mempunyai 4 alat tambahan yang panjang, melebar di ujung, hygroscopis, dalam ke- adaan lembab tergulung dan pada keadaan mengering menjadi lurus.


Equisetum 

 

Herba tegak atau berusaha tegak, atau juga pada pangkalnya me- rayap, 0.15 - 8 m. Batang agak lemas, berruang di dalam, kerapkali bercabang kuat dan tidak teratur, selalu hijau; yang fertil dan steril satu dengan yang lain sama. Bulir panjangnya 1- 2,5 cm, hitam, dengan ujung yang menyempit. Seluruh Jawa, 300 - 2.700 m. Daerah tepi sungai dan slokan, dinding tanah yang basah dan terjal, rawa. 

   ( Paarde-staart, N, Bibituran, S, Tatoropongan, S, Grègès ofot, J. Lorogan haj J. Petongan, J. Sempol, J. Sodlisoan, Md. Te pung balung, J. Tike! ba Equisetum debile Roxh lung, J. Tropongan, J. )

 

Fam, 4. Selagillaceae - Paku lumut




Paku tanah, sangat jarang epiphyt. Daun kecil, tunggal, pada ca bang samping tersusun dalam 4 baris, yaitu 2 baris samping terdiri dari daun besar yang kerapkali mudah rontok, 2 baris terdepan ber- daun kecil yang duduknya menempel. (Pada bagian batang yang lebih rendah kedua macam daun ini hampir atau sama sekali serupa satu phyl), berdiri sendiri, berruang satu, berkatuP dua, dua macam: b turut-turut dengan 1-4 spora besar (megasporangium) kecil (microsporangium). Sporophyl lebih besar daripada sporanois terkumpul menjadi bulir terminal, persegi empat, kadang-kadang agak pipih. dengan yang lain !). Sporangia di dalam ketiak daun yang fertil (sporo atau dengan spora

 

Selaginella


a. Batang memanjat, pada penempang melintang dengan 3 berkas. Daun fertil senua berbentuk serupa. Bulir sama dan persegi empat.
(
Selaginella willdenovii )

b. Batang merayap dan pada seluruh bagian yang merayap keluar akar, pada penempang melintang dengan sebuah berkas. Daun yang fertil jelas berbeda satu dengan yang lain : 2 baris yang termuka lebih besar dan baris samping lebih kecil. Bulir jelas pipih. (Sepaginella ciliaris)

Herba memanjat, panjang 1-5 m. Batang, pada bagian terbawah de- ngan daun berbaris 4, jarak satu dengan yang lain jauh, boleh dikata- kan serupa. Cabang berulang berbagi, dari atas hijau, dilihat dari arah sudut tertentu berwarna biru menyolok. Daun dari baris terdepan sangat kecil, melekat batang daun dari kedua belah sisi lebih besar, berjarak lebar, mudah xontok, berbentuk sabit lemah. Daun fertil bulat telur lebar, dengan ujung lancip yang pendek, berjejal rapat me jadi bulir yang panjangnya 0,5 - 2,5 cm, berbaris 4 dan bersisi 4, dan jelas berbeda menyolok terhadap bagian tanaman yang lebih rendah Sporangia lebih pendek daripada daun fertil. Jawa Barat sampai 1.500 m. Pada tempat cerah sinar matahari dan agak keteduhan; tepi hutan. hutan bambu, hutan secundair muda, hutan semak, dinding tepi terras,
cekungan jalan.  (Selaginella willdenovii Bak. )


        Rumput-rumputan merayap. Cabang hampir selalu bercabang ber- bentuk menyirip, tidak jauh berbeda dengan batang utama. Daun sam- ping mudah rontok, bulat telur memanjang menyerong, dengan pangkal daun sedikit banyak berbangun jantung dengan sisi tidak sama besar tan- pa ujung yang menyolok, panjang 2-3 mm; daun dari baris teratas lebilh kecil melekat, menutup semacam genting, bulat telur panjang, dengan lancip. Daun yang fertil berjejal rapat, dari baris teratas menyerong ke samping, dari baris terbawah melekat, lebih pendek. Dari dataran sampai 1.200 m, pada lapangan rumput yang tidak begitu kering dan tegalan yang ditinggalkan. (Selaginella Ciliaris Spring )


Fam. 5. Lycopodiaceae




Kadang-kadang epiphytis. Batang berkembang baik. Daun biasanya terkumpul rapat, kecil, pada pangkal dari sisi atas tanpa lidah. Sporangia berdiri sendiri dalam ketiak daun (sporophyll), yang sama dengan daun biasa atau berbeda dalam bentuk, besar dan jarak antara satu dengan yang lain; sporangia kebanyakan tidak lebih panjang daripada sporophyll, kerapkali lebih pendek, bentuk ginjal, berruang satu, ber- katup dua, spora semua sama.


 Lycopodium


Bercabang banyak, hijau muda, berakar dalam tanah. Batang tegak, naik tegak demi sedikit atau tumbuh terlentang, kerapkali dengan cabang tegak, kerapkali kalau menyentuh tanah keluar akar, panjang 0,1- 3 m. Cabang halus di kelilingnya merata berdaun. Daun cabang berben- tuk garis uncek, hampir selalu agak lunak, kadang-kadang kaku, panjang 2-5 mm. Sporangia dalam ketiak daun sporopryll yang beringgit, ter- kumpul menjadi bulir yang jelas. Bulir duduk pada ujung cabang, yang berdaun normal, menunduk atau tegak, lebar 5 mm dan panjang setinggi-tingginya 2,5 cm. Seluruh Jawa. 15 - 3.200 m, di tempat mata- hari cerah, atau keteduhan yang sedang di lereng tanah yang terjal, ta- nah bekas lava, padang alang-alang, tepi hutan, hutan yang baru dibuka.

(Lycopodium cernuum L. Bouquetwolfsklaue, N, Paku kawat, S, Rané gampang, S, Pakis kawat, J, Simbar watu, J.)


Catatan : Sangat sering dipakai dalam bouquet. Di desa juga dipakai pengisi bantal dlsb.


Fam. 6. Ophioglossaceae



Sporangia besar, lebih kurang berbentuk bola, dinding tebal,i cincin, membujur atau melintang berkelep dua, tinggal tetap pada bulir yang khusus atau bagian daun yang berbentuk malai; bagian yang fertil ini berasal dari bagian daun yang steril. Paku tanah atau enisk dengan akar rimpang pendek. 


Ophioglossum


Paku tanah yang tegak, tinggi 5-35 cm. Akar berbentuk tali, ke rapkali pada suatu jarak dari tanaman induk membuat individu baru Akar rimpang pendek. Daun berjumlah sedikit, agak berdaging, tr- kumpul rapat, tumbuh dari akar rimpang, sebagian fertil, sebagian steril. Sporangia tersusur dalam 2 baris yang berhadapan dan rapat pada poros bulir, membuka melintang. Bulir selalu berdiri sendiri pada bagian daun yang steril, panjang 1-4,5 cm; tangkai bulir 1,5-1,8 cm, tumbuh dari tempat sedikit di bawah bagian daun yang steril. Bagian daun steril bulat telur, tepi rata, dengan pangkal daun yang membuat lebat, tumpul atau berbentuk jantung yang lemah, 1,5-9 kali 1-45 cm; tangkai daun 1-15 cm, makin ke atas menebal. Seluruh Jawa, 3-2.200 m. Daerah berbatu atau tidak tertembus air, tidak begitu ke ring; hutan jati, jalan, halaman, lereng tanah yang terjal, di atas rang rayap. (Addertong, N, Jukut siraru, S. Cat. : Juga dimakan sebagai lalab.) (Ophioglossum reticulatum L. )

Fam. 7. Schizaeaceae


Paku tanah. Akar rimpang merayap, batang naik atau tegak. Daun naik atau membelit ke kiri, kadang-kadang tunggal dan menggarpo menggarpu dengan tepi rata, kadang-kadang menyirip. Sporangia 2 atau 4 garis pada bagian bawah dari tajuk daun yang sempit berbentuk dan garis, di ujung dengan selaput penutup yang melintang, berbentuk tutup. Iserbentuk cincin sempurna atau telanjang.



Lygodium


Akar rimpang merayap. Tumbuh-tumbuhan memnanjat yang cukup be- sar panjang 1-10 m. Daun menyirip, dengan sirip majemuk; ibu tangkai daun serupa batang, membelit ke kiri, setiap kali di atas tangkai yang pendek terdapat dua sirip yang berhadapan dari orde pertama; sirip dari orde pertama menyirip lagi atau menyirip rangkap sampai rangkap empat; anak daun kerapkali 1-4 cm, pada perkecualian panjangnya sampai 6 cm; anak tangkai pada ujungnya menebal semacam bongkol dan di sana beruas dengan anak daun; anak daun yang fertil sepanjang-panjang- nya 2,5 x lebar (termasuk tajuk tepi), sepanjang tepi ada tajuk yang lebar yang membengkok, yang sebelah bawahnya terdapat dua baris selaput penutup, yang berbentuk kantong, di mana masing-masing me- nyembunyikan 1-2 sporangia. Terutama di daerah banyak hujan, 1-1.200 m. Tempat basah, hutan secundair, hutan semak, pagar, rawa, kadang-ka- dang dibagian hutan pasang yang tidak asin. (Paku hata beyas, S, Paku bata leutik, S. Lygodium scandens SW. )

Fam. 8. Gleicbeniaceae - Paku garpu


 

Paku tanah. Akar rimpang merayap. Daun menyirip bercangap. menyirip atau menggarpu; urat tulang daun bebas. Sori pada sisi bawah daun, telanjang, biasanya berbentuk bulat, terditi dari 2-12 sporangia yang duduk atau sporangia yang bertangkai; sporangia dengan cincin yang sempurna horizontal atau hampir horizontal, membuka membujur.



 Gleichenia


Menggantung atau memanjat, herba yang sangat berubah-rubah 1-6 m. Daun berjauhan satu dengan yang lain, tidak beruas dengan akar rim- pang, bercabang menggarpu dua kali sampai banyak kali; pada tiap cabang, kecuali yang teratas, terdapat dua segment daun yang melin- tang dan membengkok, panjangnya 5-25 cm. Dekat langsung di bawah garpu yang termuda terdapat tangkai yang tidak berdaun, juga semua tangkai yang lebih bawah tidak berdaun. Tajuk daun membelok tegak lurus, bentuk garis atau memanjang panjang 18-75 mm, termasuk kaku, dari bawah hijau kebiru-biruan. Sori umumnya per taju daun lebih dari satu. Terutama di daerah banyak hujan, 30-2.800 m, kadang-kadang p rupakan belantara yang tapat. Tempat terbuka dari rimba, daerah hutan yang dibuka, hutan secundair yang kena cahaya matahari, jurang, le. reng, tepi sungai. Pakis bantèngan, J, Paku edan, J, Pakis kurung, 1. Pakis pranjangan, J, Pakis cebuk, J, Paku areuy, S, Paku payung, S. me Cleichenia linearis Clatke Gambar 16. 



Fam. 9. Cyatheaceae - Paku tihang



Paku tanah. Batang dengan bekas daun yang jelas, terisi teras, se kitarnya berkayu. Daun di sekitar ujung batang serupa rozet, berjejal; urat daun bebas, menggarpu ataupun tidak; daun tua kerapkali seperi gordijn yang mulai ujung batang menggantung ke bawah. Sori daun sebelah bawah, di atas puncak atau punggung sebuah urat, bulu atau lonjong melintang: sporangia dengan cincin sempurna, vertikal sedikit miring; selaput penutup kerapkali terlalu kecil, bentuk bol, piala, piring atau lidah, kadang-kadang tidak ada.

Alsophila


Paku tiang, tinggi 6-15 m. Batang diameter 10-15 cm, pada ujung nya meliputi daerah yang panjang terdapat sisik yang kuning coklat dan halus; teras dengan gom yang banyak. Tangkai daun dan poros daun utama dengan banyak duri tempel yang tajam dan berlilin. Daun menyi rip rangkap, menyolok hijau kebiru-biruan, 2-3 kali 1-1,5 m; daun mudi dengan sisik yang segera jatuh; dari bawah dilapisi oleh selapis lilin; sirip daun otde ke 2 sampai dekat tengah ibu tulang daun menyirip berbagi; taju daun dengan ujung miring. Sori pada tajuk di ujung berjarak dari tepi daun, di atas punggung urat daun, coklat, dalam du baris yang sejajar, kedua belah sisi 3-6. Di daerah yang tidak begit kering, 1-1.800 m, terutama di atas 600 m. Tepi hutan, hutan secur dair muda, hutan belukar, kerapkali di lereng jurang.
(Paku bogedar, S Paku tihang bodas, S, Pakis arjuno, J, Pakis galar, J, Pakis oleng, )

Cat. : Batang tua juga dipakai untula jembatan, pipa dlsb. Potong batang dipakai juga dalam memelihara tanaman Alsophila glauca J. S.  anggrek


Fam. 10. Ceratopteridaceae





Paku tanah di daerah genangan atau tergenang. Akar rimpang te- gak naik, pendek, berdaun rapat. Daun tidak beruas terhadap akar rim- pang, rumput-rumputan, gundul, menyirip rangkap sampai rangkap em- menyirip berbagai; daun fertil lebih besar dan berbagi lebih kuat pat atau daripada yang steril, dengan tajuk atau anak daun yang lebih sempit; urat tumbuh menjadi berbentuk jala, terutama pada daun yang steril. Sporangia pada sisi bawah daun banyak, tertutup oleh tepi daun yang menggulung, selanjusnya telanjang, tersebar tidak teratur, boleh dikata- kan duduk, berbentuk bola kadang-kadang dengan cincin vettikal yang Iebar.


Ceratopteris


Tanaman tahunan atau oleh karena mengeringnya tempat tumbuh berumur setahun, herba tinggi 15-100 cm. Daun tua kerapkali meng- hasilkan tanaman muda secara vegetatif, yang akhirnya bersama-sama de- ngan fragment daun yang bersangkutan melepaskan diri, beberapa waktiu terapung-apung terbawa arus air. Daun dari tumbuh-tumbuhan muda se- luruhnya tenggelam, pada yang lebih tua sebagian besar di atas air. Tang- kai daun dan poros daun utama, berrusuk persegi, rapuh, dengan banyak ruang udara. Tajuk daun yang steril datar, dari yang fertil pada per- mulaannya berbentuk tabung, kemudian berbentuk talang, melengkung ke atas, 1-800 m. Genangan air yang tidak dalam dengan air yang tawar atau agak payau, sawah yang digenangi, dan lain daerah yang becek, pinggir selokan, parit, tikungan sungai yang sangat tidak dalarm dan tenang. (Poelvaren, N, Sateahvaren, N, Pakis rawa, J, Paku tespong, S, Paku cai, S. Gambar 8. 1E in da Ceratopteris thalietroides Brongn. )

1 comment: