September 2003 gua diciduk polisi dengan tuduhan terlibat kasus narkoba dan penganiyaan, sampai akhirnya gua punya kesimpulan, mungkin ini yang harus gua jalanin. Ini harus gua jalanin, gua anggap aja ini sebagai pencucian dosa gua. Dalam arti mungkin selama ini gua jahat bener, jahat bener dalam arti sudah berlaku kotor. Jahatnya dulu jahat normal, paling jahatnya berantem. Akhirnya gua terima.
Gua sedih teringat keluarga, terutama istri dan wajah anak perempuan gua yang masih polos. Anak sudah SD kelas tiga, nah itu beban tersendiri. Karena temen-temennya mungkin nggak tahu kalau Bapaknya mendekam di penjara, tapi tetangga kan tahu.
Berbagai
upaya dilakukan agar hukuman gua nanti tidak terlalu lama. Bahkan,
orang tua gua sampai mengeluarkan uang 50 juta. Tapi Hakim tetap
menjatuhkan vonis delapan bulan kurungan penjara.
Penjara yang pertama gua tempatin yaitu ruang penampungan. Ukuran sel ini tidak seberapa besar, tetapi diisi banyak orang. Orang-orang yang bertahan di sana biasanya mereka yang tidak punya duit untuk membeli kamar tahanan dari kepala kamar.
Harga
sewa kamar ketika itu 400 ribu, belum termasuk biaya
printilan-printilan. Tapi sebenarnya serba salah juga, napi yang mampu
membayar biaya kamar akan dianggap sebagai orang berduit sehingga nanti
dia diperas terus-menerus oleh kepala kamar dan orang-orangnya.
Selepas dari kamar penampungan, gua dipindahin ke sel ukuran 3 x 3. Ada yang 1 x 2. Ada yang 3 x 3, ada yang luas 7 x 3, standarnya sih 7 x 3 untuk delapan orang, tapi dibuat 15, jadi bener-bener sebadan manusia.
Pergaulan
di dalam penjara, sebenarnya sama saja seperti di luar tembok. Untuk
mengisi waktu agar tetap waras di luar jam aktivitas yang ditetapkan
lembaga pemasyarakatan kami saling ngobrol dan membentuk ikatan-ikatan
persaudaraan. Ikatan persaudaraan kemudian memunculkan kelompok-kelompok
yang saling melindungi sesama anggota.
Di dalam ada bendera masing-masing, bendera A, bendera B atau suku-suku tertentu. Bendera untuk menandakan geng-gengnya mereka, setiap penjara ada gengnya. Kalau ada bentrokan, tapi sama nggak aman juga, abis juga, pukul-pukulan juga, siapa yang kuat juga. Ya tujuannya untuk melindungi masing-masinglah, tapi kalau udah benturan sama-sama ada korbannya.
Di dalam penjara, napi yang paling banyak diperas adalah mereka yang terjerat kasus narkoba. Mereka dianggap banyak duit. Yang sengsara itu kasus ojos (pemerkosaan) sama penipuan. Tapi yang paling parah itu kasus pemerkosaan, tiap hari disiksa. Minimal sampai sebulan awal.
Onani di kamar mandi merupakan cara termudah dan termurah bagi napi untuk memenuhi kebutuhan biologis mereka. Onani merupakan cara yang dilakukan seseorang kepada dirinya sendiri untuk mendapatkan kenikmatan.
Untuk
bahan imajinasi, biasanya napi menempelkan gambar di dinding kamar
mandi. Ada menonton video atau gambar porno di telepon seluler. Saking
berharganya, mereka bisa sangat sedih kalau semua barang itu kena razia.
Hahaha…
Pokoknya
kagak ada enak-enaknya hidup di penjara, mangkangnya baek2 hidup lu
semua jangan sampe kejadian yang gua certain nimpa lu semua.
No comments:
Post a Comment